Saat Impian Tak Sejalan dengan Ekspektasi Keluarga — Bertaut Rindu Hadirkan Kisah Penuh Luka Remaja

Jakarta, 23 Juni 2025 — Di balik senyum remaja, sering tersembunyi konflik yang tak pernah benar-benar selesai: keinginan hati yang berlawanan dengan kehendak orang tua, serta mimpi besar yang perlahan dikecilkan oleh realitas hidup. Inilah potret getir yang diangkat film terbaru dari SinemArt, berjudul Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan, yang akan tayang di bioskop mulai 31 Juli 2025.

Film ini merekam hal-hal yang seringkali sulit diungkapkan, seperti pencarian jati diri, tekanan dari keluarga, dan cita-cita yang terasa makin jauh karena tidak sesuai dengan "rencana" orang tua.

Dalam first look yang baru dirilis, penonton diajak mengenal Magnus (Ari Irham), seorang siswa SMA yang berhasil diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB), kampus impiannya. Siapa pun yang mimpinya terwujud pasti akan bahagia, karena setiap orang punya panggilannya sendiri yang penting cukup berani memulai.

Hal itu tentu yang diharapkan setiap orang, termasuk Magnus. Namun, orang tuanya menginginkan Magnus kuliah di luar negeri, di jurusan yang mereka pilihkan—jurusan yang tidak diinginkan oleh Magnus.

Di tengah dilema ini, ada Jovanka (Adhisty Zara) yang selalu mendukung mimpi-mimpi Magnus, karena ia percaya Magnus memiliki bakat yang luar biasa. “Magnus, please jujur sama aku... sebenarnya kamu mau ke ITB atau ke Oxford?” tanya Jovanka, seperti yang terlihat di potongan first look terbaru film ini. Sayangnya, Magnus hanya bisa terdiam.

Di balik percakapan sederhana itu, tersimpan pertanyaan besar yang kerap dialami banyak anak muda: Apa gunanya pilihan, kalau semuanya sudah ditentukan orang lain? Konflik yang dialami Magnus tidak hanya fiksi. Film ini juga menggugah ingatan publik pada kisah nyata Devit Febriansyah, pelajar asal Sumatera Barat yang belakangan viral karena keterbatasan ekonomi yang hampir menggagalkan mimpinya kuliah di ITB. Berkat gotong royong warga sekampung yang patungan memberikan modal, Devit akhirnya bisa melanjutkan langkahnya. Dua kisah, satu tentang mimpi yang terbentur restu, satu lagi tentang mimpi yang hampir pupus karena keadaan. Keduanya ada, dan keduanya terjadi di sekitar kita hari ini.

“Film Bertaut Rindu lahir dari keinginan kami untuk menyuarakan hal-hal yang sulit diucapkan, khususnya oleh para remaja. Tentang mimpi yang terpaksa diredam, tentang pilihan yang tidak bisa mereka ambil sendiri, dan tentang harapan yang tetap menyala meski dilanda kekecewaan,” ujar David S. Suwarto, Executive Producer SinemArt.

Sementara itu, sang sutradara Rako Prijanto menegaskan, “Kami percaya, setiap mimpi punya hak untuk diperjuangkan. Setiap impian berhak untuk dirayakan. Dan film ini ingin menjadi suara bagi mereka yang selama ini hanya bisa diam.”

Lebih dari sekadar drama remaja, Bertaut Rindu adalah cermin dari realitas sosial yang sering luput dilihat. Film ini tak hanya menawarkan kisah cinta, tetapi juga percakapan tentang masa depan, yang kadang harus diperjuangkan bahkan dari orang terdekat sendiri.

Apakah Magnus akan berani memperjuangkan mimpinya sendiri? Apakah Jovanka akan terus menjadi pengingat bahwa hidup bukan tentang patuh, tetapi tentang tahu apa yang membuat kita utuh?

Jawabannya akan hadir pada 31 Juli 2025, saat Bertaut Rindu tayang di bioskop seluruh Indonesia. Tunggu informasi lebih lanjut mengenai film Bertaut Rindu melalui akun Instagram @bertautrindu_movie, @sinemart_movie, dan @sinemart_ph.

Komentar